Hyang Suryo mendapat pengakuan dunia sebagai Raja Majapahit Bergelar Abhiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI dan diberi hak memakai gelar Brahmaraja XI dari generasi Raja Majapahit dengan SK. Keluarga Besar Majapahit Jogjakarta yang diketahui Prof. Dr.R.M. Wisnu Wardana Surya Diningrat Pada tanggal 15 Maret 2002.
Hyang Suryo Lahir di Blitar Tokoh ini putra dari Suryo Blitar. Jika dirunut silsilahnya keatas masih trah Sri Wilatikta Brahmaraja I dengan Dara Jingga. Berbagai penghargaan telah diraih salah satunya yaitu mendapat gelar Sri Wilatikta Brahmaraja XI.
Sejak kecil oleh ayahnya di didik Agama dan pengetahuan tentang sejarah Majapahit. Tujuannya agar berbakti kepada Leluhurnya dan tetap melestarikan budaya Majapahit.
Menginjak dewasa Hyang Suryo belajar tentang ilmu Kependitaan/Brahmana kepada seorang Pandita. Bersamaan dengan itu pula, ia sering kali mengikuti upacara-upakara Majapahit seperti Otonan, Odalan, Diwinten, baik yang bersekala kecil maupun besar yang di gelar di Bali.
Pada tahun 1963 Hyang Suryo mendapat kehormatan untuk mengikuti upacara Ekadasa Ludra yang di adakan hanya 100 tahun sekali di Pura Besakih Bali. Setahun kemudian di percaya untuk menghadiri upacara Metatah oleh Betari Agung Sagung Ayu Mapameswari di Puri Dangin Bali.
“Saya sangat tersanjung mendapatkan kehormatan untuk mengikuti upacara Eksada Ludra yang diadakan hanya 100 tahun sekali, karena tidak semua orang bisa mengikuti acara tersebut.” Ujar Brahmaraja yang memiliki nama asli Hyang Suryo Wilatikta.
Menginjak dewasa Hyang Surya melakukan Darma Bhakti kepada keluarga Majapahit dan pada Leluhurnya dengan menetap di Puri Surya Majapahit Trowulan Mojokerto.
Dharma Bhaktinya tersebut makin dikenal dimasyarakat luas. Karena dilakukan dengan sungguh-sunhgguh , baik masyarakat Mojokerto khususnya, Jawa dan Dunia Internasional pada umumnya.
Pengabdiannya dalam melestarikan dan melaksakan tata cara Majapahit secara murni dan konsekwen menghantarkan Hyang Suryo memperoleh Bintang Dharma Bhakti Budaya pada hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2001.
Pada pertengahan tahun 2002, Hyang Surya lebih banyak menetap di Pura Majapahit Jimbaran, Bali. Berbagai kegiatan dilakukan baik spiritual maupun keagamaan, sejumlah Pura didirikan. Di pulau Dewata kiprah nyatanya semakin banyak diketahui masyarakat nasional dan dunia internasional.
Hal ini membuat delegasi Hindu Sangham Internasional datang menemuinya sekaligus berbincang-bincang masalah budaya Majapahit. ( Bukan dari kalangan Hindu saja, Budha, Islam, Keristen, Kejawen dan lainnya. Tapi masalah politik dan kesejahteraan juga bisa di nyatakan. Kegaiban pasti di berikan jalan keluarnya dengan restu para leluhur).
Puncak kegiatannya di Bali pada 12 Februari 2006 besama Sukmawati Soekarno Putri meresmikan dan menandatangani patung Ganesha terbesar dan tertinggi di Asia Tengggara di depan halaman Hotel Melka Lovina Singaraja Bali. Yang notabene orang Jerman bernama Mark Karl Gueyer adalah titisan dari Arya Majapahit.
(SOSOK EDISI 414, 11 APRIL 2007)



11 comments:
Mohon informasinya: apa signifikansinya dipercayai menghadiri upacara metatah di Puri Dangin? Ini khan relatif jro/puri kecil yg tidak berpengaruh di Denpasar. Apa yg anda maksud secara niskala hadir di Puri Dangin, dan juga di Besakih? :). Kl iya, hebat sekali tenaga dalam/kanuragaan anda :). Salam jg untuk Wedakarna yg tenaga kanuragaan nya belum kuat sehingga kalah melulu di Pemilu :). Saya dukung perjuangan anda untuk Majapahit (jg saya percayai sbg leluhur saya), namun sebaiknya gunakan cara-cara yg dapat lebih mudah dicerna oleh logika pikiran kita. Hormat saya.
Baca dulu semuanya...baru komen....pang sing asal NJEPLAK.....
Perlu diadu nih ....anonim ajak anonim
Tempat leluhur di hancurkan baik yang berupa Pura atau Candi adapun mau upacara, dibilang musyrik...setelah di bali...ada pemuda yang ikut berjuang...wajib kita dukung....Yaa...jangan sampai ditertawain Dajjal....Jauh dimata jauh pula dihati....mendekatlah...pada-Nya niscaya akan bisa berpikir logika......kalau sudah "buthek" gimana mau berpikir jernih....mendekat...dan akan terasa.....Tapi Hak Kaliyan...sekali lagi Hak Asasi Anda...Kalau mau Suksma
APA anda MELIHAT Betarenya sekarang itu duit....dan ditempat mewah..megah...pakai niskala anda...logika nanti mengikuti...mas.
Mohon Bahasa yang qt gunakan agar lebih diperhalus meskipun berbicara terhadap musuh sekalipun, hal ini mencirikan bahwa Majapahit memang kerajaan yang berbudaya dan berahlak tinggi begitu juga generasi baru Majapahit
suksma
jaya NEO Majapahit
Anda yang tidak mengerti Islam dan tidak tahu yang telah terjadi di Majapahit...Anda juga tidak tahu bahwa ajaran dari Arab ini sudah meraja lela...coba cek Kitab yang ditulis oleh Mpu Tan Khoen Swie dari Kadiri...simak dan pelajari lebih detail....supaya paham dari 2 sisi...kalau dulu yang menyerang Majapahit bukan Islam berarti Dajjal...betul begitu kan Admin..!!!?
Mas anonim benar, saya juga sudah komentari bahwa Cak Suryo ini tdk nyambung dengan trah majapahit. Tetapi tidak diklarifikasi oleh pemilik blok ini. Yang jelas kalau orang2 pemilik blok ini menjadi Raja Beneran pasti akan dendam kesumat dengan orang muslim terutama yang GOLKAR (Golongan Keturunan Arab) karena dlm setiap artikel dan tulisan menyebut Islam dan Dajjal. Saya sebagai orang biasa bukan trah Majapahit mohon dibuat Blok tandingan dari trah Majapahit dari keturunan Kertabumi mana yg paling bener. Soalnya kalau trah majapahit pasti nyambung ke Trah Ken Arok dan Ken Dedes Singosari. Sekali lagi trah majapahit yang asli menjadi orang2 terhormat di negeri ini, bukan penghujat dan pemarah dan penghasut. Penghujat pemarah dan penghasut dalam sejarah majapahit adalah Ramapati atau mahapati yang memfitnah dan menghasut Ranggalawe, Lembusora, Nambi dll. Jangan2 dia2 ini trah ramapati atau trah Rakuti.
Majapahit telah tiada,hanya tinggal sejarah,lagipula tidak semua orang2 Majapahit adalah orang baik-baik,pasti ada juga yang tidak bener,haus kekuasaan contohnya ramapati atau rakuti,jadi gimana kalo orang-orang Pajajaran juga bersikap spt ini,mereka bisa menuntut pertanggungjawab atas peristiwa bubat.Biarlah Majapahit,Pajajaran,Salaknegara,Singasari dll berlalu dlm sejarah,sekarang tinggal mengambil pelajaran dari sejarah nusantara agar nusantara di masa datang lebih sejahtera dan lebih jaya dari kerajaan2 masa lalu.
Mau lapor siapa...mang bukti kasunyatan kan...berita kenyataan...kecuali sudah gila...miring uteke..edan...baru tidak tahu kenyataan...Admin kenapa diem sja sih...ada koment sewot bela arab...bela ajaran arab...kalo gak mau sesat kau..ini.ketakutan akan dongeng arab....!
santai aja bro,
"""Mau lapor siapa...mang bukti kasunyatan kan...berita kenyataan...kecuali sudah gila...miring uteke..edan...baru tidak tahu kenyataan..."""
gak usah dilapor kali....kan pihak kepolisia punya divisi intelijen sendiri yang memantau link2 atau web2 yang ada di indonesia, kan ada digital forensik Polri....
"""Admin kenapa diem sja sih...ada koment sewot bela arab...bela ajaran arab...kalo gak mau sesat kau..ini.ketakutan akan dongeng arab....!""
waduh kok admin diperintah2 pengunjung sih....memang anda siapanya admin??? bukanya menghargai admin yang bersikap open minded, siapa tahu komen2 orang2 yang kontra dengan pmikiran admin dapat membentuk kedewasaan admin dalam setiap penulisan artikel menjadi lebih baik.. itu yang harus dipelajari oleh anda....biar kan admin menjadi bijak dengan membaca komen2 yang bukan hanya pro terhadap pmikirannya, tapi juga agar admin dapat membaca komen2 yang kontra bahkan sangat kontra dengan artikelnya.... kita masa' sih mau mendikte admin?? apa kata dunia!!!
Post a Comment