Mahkota Raja Majapahit yang tidak jelas juntrungnya selama ratusan tahun, tiba-tiba dikembalikan ke Indonesia. Hal ini konon merupakan pertanda kembalinya kejayaan Majapahit sesuai ramalan Sabdopalon. Tetapi beberapa pihak memprediksi lain. (Liberty Januari 2009)
Majapahit seperti ditelan bumi Hancurnya kerajaan besar 'Nusantara tersebut seperti tak berbekas sama sekali. Hanya sejarah dan berbagai ramalan yang masih tersisa, sementara peninggalan bekas kerajaan yang pernah tersohor di dunia ini masih samar-samar. Jangankan harta benda, bekas keraton dan lokasi kerajaan juga belum jelas, dimana letaknya. (sebenarnya letaknya sudah di ketahui tetapi supaya peninggalan itu utuh dan tidak di hancurkan oleh oknum/kelompok yang tidak menginginkan Majapahit berjaya kembali terutama bangsa Pedagang Gujarat Arab yang membawa perdagangan Islamnya, Red)
Setelah 500 tahun lenyap tak berbekas, belakangan ada upaya untuk merekonstruksi peninggalan kerajaan tersebut. Bukti-bukti sejarah dan peninggalan Majapahit dikumpulkan, dan pencarian lokasi kerajaan dilakukan, berharap kejayaan Majapahit kembali bersinar di Indonesia sebagai kerajaan yang disegani dunia.
Di tengah upaya pengumpulan bukti-bukti sejarah dan peninggalan Kerajaan Majapahit, terdengar khabar yang cukup menghebohkan. Pada tanggal 30 Mei 2008, mahkhota Raja Majapahit dikembalikan ke Nusantara. Makhota tersebut diberikan kepada yang berhak, sebagai keturunan langsung Raja Majapahit. Kini Makhota tersebut berada di tangan Hyang Bathara Agung Wilatikta Brahmaraja XI sebagai Raja Abhiseka Majapahit Masa Kini. Makhota kerajaan Majapahit tersebut disimpan di Puri Surya Majapahit, di Perum Puri Gading, Banjar Bhuwana Gubuk, Jimbaran, Bali.
Menurut Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang juga pendiri Puri Majapahit, setelah berakhirnya kerajaan Demak, mahkhota tersebut dijual ke kolektor. Khabar terakhir mahkota tersebut dikoleksi salah seorang kolektor Singapura. Namun sebuah keanehan terjadi.
Museum tempat menyimpan mahkota tersebut di Singapura digoyang, dan silih berganti karyawan museum alami trans. Orang-orang yang kesurupan itu meminta makhota itu dikembalikan ke tempat asalnya yaitu kerajaan Majapahit. "Tolong kembalikan ke keturunan saya," demikian dituturkan Sri Wilatikta Brahmaraja XI, yang mengaku sebagai garis keturunan raja Majapahit.(Ada bukti ilmiah secara tertulis dan ada ramalan ”pengangkatan tanpa surat sedawir”red). Way Ching Lee, salah seorang warga Singapura yang juga tercatat sebagai keturunan langsung Raja Tumasik, bekas wilayah kerajaan Majapahit. Way Ching Lee berinisiatif mencari pemilik yang sah. Didukung para dermawan dari Bangkok, Siam, Thailand, Singapura, Cina, dan Australia, mahkhota tersebut ditebus dari tangan kolektor untuk dikembalikan ke kerajaan Majapahit.
Lalu dimana Majapahit? Penerus Majapahit memang tidak jelas, tetapi salah satu daerah di wilayah nusantara yang masih bercirikan Majapahit baik dari adat, tradisi dan budayanya adalah Bali. Karena itu makhota tersebut diarahkan ke Bali.
Mahkhota dikirim ke Ubud, karena puri ini cukup dikenal di mancanegara
Yang dituju adalah salah seorang keluarga Puri Ubud bernama Cok Agung Kertiyasa alias Cok Ibah. Way Cing Lee beranggapan Puri Ubud adalah salah satu puri bekas Majapahit. Namun pihak Puri Ubud tidak berani melangkahi kewenangan, karena bukan keturunan langsung Raja Majapahit. Puri Ubud adalah salah satu keturunan pemegang kekuasaan Kerajaan Bali, sebagai bawahan Kerajaan Majapahit setingkat Gubemur Bali. Karena itu, keluarga Puri Ubud tidak berani menerima, kemudian ikut menelisik jejak orang yang berhak atas makhota tersebut.
Entah bagaimana ceritanya, mahkota tersebut diarahkan ke Puri Surya Majapahit, di Jimbaran, Bali yang baru dibangun atas prakarsa Hyang Suryo yang telah abhiseka raja sebagai Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Puri inilah sebagai tempat pemujaan leluhur Raja Majapahit dan para dewa Ciwa-Budha yang dipuja pada masa kerajaan Majapahit.
MEMBESAR MEMGECIL
Makhota itu tidak serta merta diterima, karena khawatir bukan orang yang berhak. Termasuk Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang disebut-sebut sebagai keturunan langsung Raja Majapahit, tidak berani mengklaim sebagai orang yang pantas mengenakan makhota tersebut Seperti mendapat wangsit dari leluhur, sebuah solusi akhirnya tercetus. Makhota tersebut dicobakan ke beberapa orang yang bergelar bangsawan dan rohaniwan. Mereka yakin, makhota ini memiliki tuah gaib, jadi tidak sembarang bisa dikenakan kepada orang yang tidak berhak. Kalau tidak pas, pasti ada efek atau pertanda yang ditunjukkan secara gaib.
Pertama, makhota tersebut dikenakan kepada Dewa Agung Putranata,
Barangkali saja, para leluhur Majapahit berkehendak lain, sebagai keturunan Raja Bali Mula. Putranata memiliki postur tubuh sedang, seperti orang Indonesia kebanyakan sehingga diperkirakan pas dengan ukuran para raja zaman Majapahit.
Namun dugaan itu meleset, karena ternyata makhota tersebut kekecilan. Makhota tidak bisa masuk, dan terasa menjepit kepala. Buru-buru makhota itu dilepas dari kepalanya, karena Putranata merasa ada sebuah kekuatan yang menolak untuk dikenakan di kepalanya.
Belum mendapat kepala yang pas, akhirnya makhota itu dicobakan kepada Marchus dan Michael. Kendati dua rohaniwan asal Australia ini memiliki ukuran kepala lebih besar dari ukuran orang Indonesia, barangkali saja para leluhur Majapahit berkehendak lain. Namun ketika dikenakan, ternyata kedodoran. Makhota itu masuk hingga menutupi mata. Orang-orang yang menyaksikan hal itu, terperangah tidak percaya.
Secara logika, mana mungkin orang yang berpostur tubuh lebih besar memiliki ukuran kepala lebih kecil. 

Keturunan Raja Tumasik, Singapura memasang makhota Majapahit kepada Sri Wilatikta Brahmaraja XI. (kiri). Terharu dan kesurupan setelah makhota dipasang (bawah).
Jika dibanding dengan Dewa Agung Putranata, ukuran kepala Marchus dan Michael lebih besar, yang berarti makhota tersebut seharusnya kekecilan. Namun malah sebaliknya kedodoran.
Semua orang yang menghadiri uji coba pewaris makhota yakin makhota tersebut bukan sembarangan, tetapi memiliki kekuatan gaib para leluhur.. Berawal dari sana, akhirnya perhatian beralih kepada Sri Wilatikta Brahmaraja XI yang disebut-sebut sebagai keturunan Raja Majapahit Orang yang dinobatkan sebagai Raja Majapahit IX ini pun diminta mencoba makhota tersebut.
Di hadapan para utusan negara donatur yang menebus makhota tersebut dari tangan kolektor, Hyang Bhatoro
Agung Surya Wilatikta atau Raja Abhiseka Majapahit dengan gelar Brahmaraja XI mencoba makhota. Ternyata makhota tersebut pas di kepalanya.
Bersamaan dengan itu, terjadi sebuah keganjilan. Langit yang semula cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap. Hujan disertai kilat sambar-menyambar dan gemuruh angin seolah menjadi pertanda penobatan kepada pewaris sah makhota tersebut. Kejadian ini juga ditandai dengan munculnya sinar berwarna keemasan dari langit, mengarah ke Puri Surya Majapahit di bilangan perumahan Puri Gading, Jimbaran.
PERTANDA KEBANGKITAN?
Akankah kemunculan makhota ini akan membangkitkan kejayaan Majapahit yang pernah disegani kerajaan di seantero dunia? Lima ratus tahun sudah berlalu sejak jatuhnya Kerajaan Majapahit.
Sesuai ramalan Sabdopalon dan Noyogenggong, seperti dituturkan Sri Wilatikta Brahmaraja XI, sudah saatnya kejayaan Majapahit bangkit. Pertanda ke arah itu juga sudah mulai tampak. la menyitir ramalan Sabdopa-lon dan Noyogenggong yang berbunyi, "Wereng katah angdatengi, angin agung anggergisi. Alun munggah ring daratan."
Ramalan itu, katanya, sudah menunjukkan buktinya. Para petani kehabisan akal karena hama dan penyakit menyerang tanaman mereka. Belum lagi kelangkaan pupuk yang berujung pada gagalnya musim tanam para petani.
Selain itu berbagai pertanda alam juga sudah tampak, seperti banjir bandang, gempa bumi, dan pageblug. Demikian juga air laut sudah menerjang daratan sebagai bukti kebangkitan Majapahit telah dimulai.
Abhiseka keparabon sebagai Sri Wilatikta Brahmaraja XI bukan tanpa alasan yang jelas bahwa dirinya mendapat mandat untuk membangun kejayaan Majapahit. la melakukannya karena petunjuk gaib, di samping silsilah keluarga sebagai keturunan langsung dari Sri Brahmaraja I. "Semua berdasarkan bukti ilmiah, bukan rekayasa," akunya.
Bukti-bukti itu didasarkan bebera-pa kenyataan. la mencontoh, saat KTT pemanasan Global yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Amerika tidak mau menandatangani kesepakatan. "Utusan negara adidaya itu saya ajak melakukan ritual memuja Dewa Wisnu di. GWK. Keesokan harinya, ia langsung tanda tangani kesepakatan. Kemudian setelah itu saya ditelepon para utusan dunia," kenangnya.
"Saya juga masih berpegang pada. ajaran Siwa Budha sesuai kepercayaan yang dianut para leluhur Majapahit yang telah dilupakan orang lain. Selain itu, saya juga sudah mem-buktikan bahwa saya bisa menyatukan semua agama dalam tradisi Majapahit (ada dokumen otentik). Hingga saat ini saya berjuang terus untuk menyatukan dan menciptakan perdamaian dunia, termasuk membersihkan dunia dari kekotoran," jelasnya memberi bukti bahwa dirinya merupakan utusan leluhur Majapahit
Bukti ilmiah lainnya adalah serat Sabdopalon dan Noyogenggong yang menyebutkan, jikalau suatu saat nanti ada orang Jawa yang memakai nama tua dengan senjata ilmu kaweruh, itulah yang dipilih (diemong) Sabdopalon.
Orang Jawa yang tidak mengerti Jawanya, akan diajari untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Menurutnya, bukti-bukti itu mengarah kepadanya karena selama ini banyak orang memanggilnya dengan sebutan Hyang tetapi lebih sering di singkat ”Eyang" yang berarti dituakan.
Dan yang paling otentik adalah makhota kerajaan Majapahit yang pas dikenakan di kepalanya sebagai pertanda bahwa dirinya adalah trah Majapahit yang ditugaskan membangun kejayaan Majapahit. (Tidak ada tujuan lain selain membawa kawula Majapahit untuk lebih mencintai Tanah Airnya serta Budaya dan adatnya serta ritualnya yang akan di hapuskan secara perlahan oleh bangsa Arab supaya terus setor kekayaan ke Negeri Padang pasir). Kasunyatan Lihat Televisi, koran dan lainnya, Sadarlah !!.
la percaya, setelah dirinya dinobatkan sebagai Sri Wilatikta Brahmaraja XI, Sabdopalon akan segera muncul untuk menjadi penasihatnya. Dan sekarang sudah jalan, "Setelah saya muncul sebagai raja Majapahit, Sabdopalon pasti bergerak karena abhiseka saya sebagai symbol. Mana mungkin ada penasihat kalau tidak ada rajanya," akunya yakin.
la pun mengaku sering kontak dengan dunia leluhur, termasuk dengan Sabdopalon. "Bidang niskala (gaib), saya sudah 50 persen ada di dalamnya, saya juga kontak dengan Sabdopalon," akunya.
YAKIN ASLI
Berdasarkan teropong gaibnya dan bukti-bukti ilmiah yang ditunjukkan, ia yakin bahwa makhota tersebut asli milik Raja Majapahit. Makhota.terbuat dari emas bertatahkan permata yang nilainya mencapai milyaran rupiah.
Menurut hasil penelitian para ahli, makhota tersebut berumur ratusan tahun, bukan buatan baru karena bentuk, model tatanannya dan bahannya khas Majapahit. "Untuk apa para donatur luar negeri urunan dana mengembalikan makhota tersebut ke pemiliknya. Kalau hanya mencari sensasi, rasanya mustahil," akunya. Namun tidak diketahui, pada zaman raja siapa makhota tersebut dibuat. Apakah prabu Hayam Wuruk, atau generasi sebelumnya.
Makhota juga menunjukkan bukti-bukti kegaiban. Di Singapura sempat menggemparkan museum karena karyawan museum silih berganti kesu-rupan. Makhota itu memilih kepala sendiri yang dianggap cocok sebagai tuannya. Selain itu juga ditandai dengan berbagai kejadian aneh seperti angin gemuruh, halilintar dan sinar keemasan pada saat makhota dike-nalan Sri Wilatikta Brahmaraja XI.
Dan setelah menerima makhota tersebut, Sri Wilatikta Brahmaraja XI mengaku pikirannya menjadi terang dan cemerlang. Berbagai konsep untuk kejayaan Nusantara dan perdamaian dunia tiba-tiba muncul, menjadi pemikirannya. Anehnya lagi, ia dipercaya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dunia, termasuk sering dihubungi para pembesar dunia. Seperti saat KTT pemanasan global, ia berhasil membujuk Amerika menandatangani kesepakatan. Padahal, juru lobi dunia tidak berhasil membujuknya.
TIGA PERMATA
Ada sebuah keganjilan yang terli-hat dari makhota tersebut. Tiga buah permata sebagai hiasan, hilang seperti sengaja dicongkel. Menurut Sri Wilatikta Brahmaraja XI, tiga permata tersebut dicongkel dan dijual para kolektor yang sempat memegangnya. Satu permata rubi konon berada di Amerika, satu buah permata blue diamond (safir) dibeli orang Inggris, sedangkan satu permata jambrud diboyong kolektor Hongkong. Pihak Singapura yang diwakili Way Ching Lee bersama para donatur mancanegara berjanji menebus permata tersebut untuk dikembalikan. (Majapahit Nusantara akan Jaya kembali kalau tiga permata kembali, tetapi bangsa penjajah termasuk Arab tidak menginginkan Kejayaan Nusantara kembali supaya terus bisa bercokol di Negeri yang makmur ini)
Sebagai sebuah makhota symbol kebesaran, ada pihak yang menilai peristiwa tersebut merupakan suatu yang cacat. Artinya, tidak sempurnanya makhota tersebut juga merupakan pertanda ketidaksempurnaan Majapahit. Mungkin saja, bila tiga permata itu dikembalikan dan dipasang kembali, kesempurnaan itu baru akan diraih.
Bukti tentang hal itu kerap dilihat dengan berbagai permasalahan social politik yang terjadi di salah satu bekas wilayah kekuasaan Majapahit ini. Indonesia masih terus berkutat dengan berbagai persoalan sosial politik.
Namun yang lebih mengkhawatirkan dengan munculnya makhota Kerajaan Majapahit di awal tahun 2009 ini, diprediksi sebagai pertanda rawannya permasalahan politik di Indonesia. Sebab, menurut pandangan beberapa waskita (peramal), Majapahit tidak pernah lepas dari persoalan politik hingga membuat kerajaan itu hancur berkeping-keping dan tenggelam bagai ditelan bumi.
Sejak kerajaan tersebut didirikan pasca Kerajaan Singosari, terjadi berbagai peristiwa politik. Pemberontakan Patih Nambi dan beberapa pembesar kerajaan lainnya, merupakan bukti ke-kacauan politik di kerajaan tersebut. Termasuk juga saat pengislaman Majapahit, tak terlepas dari perseteruan politik untuk merebut makhota kerajaan.
Tahun 2009 merupakan tahun perhelatan politik di Indonesia. Akhir 2008, tiba-tiba saja sebuah makhota yang disebut-sebut milik kerajaan Majapahit dibawa ke bekas wilayah kerajaan besar di Asia Tenggara ini. Ada yang memprediksi, hal ini merupakan sebuah pertanda bagi kerawanan peta perpolitikan di Indonesia karena akan digelar Pemilu. Persaingan untuk memperebutkan tahta negara tak ter-hindarkan, sehingga tak tertutup kemungkinan akan muncul pertikaian politik.
Namun prediksi tersebut dibantah Sri Wilatikta Brahmaraja XI. Menurutnya, ramalan atau prediksi tersebut tidak mendasar dan tanpa bukti. Yang jelas, menurutnya, dengan kembalinya makhota kerajaan Majapahit ke bekas wilayahny
a, sebagai bukti bahwa ramalan Sabdopalon dan Noyogenggong akan segera terwujud. Kedamaian dan kejayaan yang pernah ada pada zaman Majapahit akan kembali bersinar (kalau bangsa ini menginginkan). Negeri ini akan kembali menjadi mercusuar untuk menciptakan perdamaian dunia. Mana yang benar dari ramalan tersebut, kita tunggu kenyataannya. • Ana




23 comments:
sing nawang unduk ne...pusing
OCREE YEN SING NAWANG METAKON
ramalan sabdo palon itu sebenarnya seperti apa...
jika dalam sebuah negara terdapat negara dalam hal ini ada majapahit di dalam indonesia apakah ini bukan sebuah makar, atau indikasinya... bagaimana anda menjelaskan hal ini...
Jika dalam sebuah negara ada negara......?. PERTANYAAN INI MENUNJUKAN KEKEMPELAN....?. APAKAH karena kebanyakan dan kelamaan dijajah arab dengan Islamnya...hanya jadikan arab saja yang boleh pakai sistim kerajaan...!!. Kuempell...kuempell.ora ngerti maksud te....begini Mas mau tidak mau...kita ini adalah sistim kerajaan...nah Presiden itu pelaksana pemerintahan....semoga dipahami...
WEB BERBAU SARA NICH....
Hanya dengan sebuah mahkota dan keturunan raja tidak berarti kerajaan yang sudah hancur kembali eksis, sebuah kerajaan memiliki kekuasaan yang absolud yang diakui dunia secara defacto & de juro...
Di tempat lain banyak rara-raja atau sultan yang absolut memiliki kekuasaan yang bahkan masih diakui oleh pemerintah tapi mereka dengan menyatukan diri dalam sistem NKRI. Contohnya kesultanan Yogya, Cirebon dan Sumedang Larang (penerus kekuasaan Pajajaran)dll... tapi mereka tetap merendah atas nama bangsa, tidak pernah mengaku sebagai raja yang mengusung monarki demi mengatasnamakan kejayaan masa lalu. Menurut fakta sejarah majapahit di masa lampau hanyalah kerajaan yang penuh ambisi penjajahan yang akhirnya hancur akibat keserakahan sendiri.
Kacau juga nich... ngesel gw udh bangga warisan budaya leluhur kembali ketanah air... ternyata malah jadi takabur dan kembali mengusung adat lama yang suka menjajah dan sok berkuasa... jadi inget tag line iklan "klo ingin eksis jangan lebay please"
lalu apa maksudnya dengan mengaku diri sebagai raja yang merupakan titik kebangkitan kerajaan majapahit??? apakah ini indikasi ingin mengubah sistem republik ini menjadi monarki???
Orang takut bicara SARA padahal SARA itu Suku Ras dan Agama yang beragam...kena Islam Nusantara dijadikan arab semua...beh...padahal sudah banyak contoh Islam JAWA SOK Arab hancurkan SARA...tidak lihat realita atau gak nonton TV...mungkin
semoga dengan adanya harapan baru ini dapat menggugah kita yang hidup dan dihidupi oleh ibu pertiwi menjadi lebih bersemangat untuk menegakan kebenaran dan keadilan memayu hayuning bawana, rahayu ... rahayu ... rahayu
Kata guruku : nenek moyangku orang pelaut (bukan orang majapahit)..
Jadi saya tidak perlu ikut-ikut mimpi kemukten dan kekuasaan .... apalagi didasari dendam yang tidak ada juntrungannya...
Ingat perang di jaman pajang, mataram yang diantaranya didasari haus kemukten ketururan majapahit.. cuma bawa korban masyarakat....
Zaman dulu sejarah... Apapun agama kita buktikan kita bisa beri yang terbaik buat bangsa ini...
Pak Raja ... mudah2an bapak tidak berbangga diri karena bisa pake mahkota, bergelar panjang dan keturunan Prabu majapahit... entah keturunan prabu yang mana... prabu yang doyan angkara atau yang membangun bangsanya...
Tok ne wae, neruske kraton mojopait ning tanpo negoro kuwi hak asasi. Sing penting sing dadi rojo tenan kuwi sing dipilih neng pemilu. Sekarng yg merasa trah mojopait bebas nganggo gelar mojopait, yang merasa trah ranggolawe nganggo gelar Lawe dst dst. Opo nek wis nganggo gelar sak ambrek terus mbedehek, cobo daftar PILKADA Bupati payu ora yen isih kurang percoyo pasangen gelarmu misale R. Suryokonto Haryo Negoro Wiwoho hayuningrat cobo wae nyalon calek payu ora. Dadi ngono carane ngetes ningrat lan orane , darah biru utowo darah tinggi malah2 struk biso. Jaman iki ojo datarik mundur kudu maju. Demokrasi kita harus diteruskan dan dibangun supoyo apik. Putra terbaik Indonesia ayo kita pilih sebagai Raja tanpa melihat SARA nya. Wong Budha, hindu, konghucu, atau penghayat kepercayaan yen resik apik, tur mampu kita pilih sbg raja. Aku malah kepingin raja kita nanti wong PAPUA, sing rumongso jowo ra sah nesu. Wakile wong Bali. apik to jajal gagasen..........
Gawe trah Muhammad wae ndul...baru iso diterimo...Muhammad SAW..wae lebih keren kan teko arab...ndul....goblok !
lumpur lapindo, gempa aceh berkali, merapi meletus, tsunami, (bahkan tak henti2 ampe sekarang) apa semua itu belum menyadarkan anda semua?
semua ini tidak bisa hanya dipandang secara ilmiah saja, ilmiah masih kalah bung/tante.. berapa ton beton dicemplungi di lumpur lapindo ga ada yang bisa menghentikan luapannya... semua sudah ditakdirkan, hukuman dari leluhur buat penerus2 yang melupakan warisan&budayanya...
ini masalah warisan/budaya leluhur Indonesia/NUSANTARA.. bukan masalah lainya(SARA,AGAMA,apalah...)...
sadarlah... setiap daerah punya warisannya masing2, itu yang dijaga...
negara yang agung adalah negara yang menjunjung tinggi adat budayanya...
coba lihat fakta, ujian akhir banyak yang ga lulus bahasa indonesia... karena banyak yang lupa n memilih untuk belajar bahasa negara lain (saya tidak mau sebut semua pasti sudah tau) mau dibawa kemana "sumpah pemuda"? pancasila?
jayalah negeriku, jayalah nusantaraku, jayalah ibu pertiwiku, marilah kita bersatu janganlah saling mencrutu, kesatuan adalah modal
<>
Kena ajaran Islam arab...ada yang menjelaskan...ceramah bagus...tapi juga ada yng maksa seperti FPI tegakan ISLAM Arab.....apa ini bukan fakta hingga gebukin orang atau apa ini bukan Islam...belum lainnya...Bom...Jihad Bunuh diri pengantin surga...
Sistim yang dipakai nantinya akan kembali ke PANCASILA serta kebhinnekaan bukan melulu dari arab...terus...Halal haram ikut arab...ini itu harus sesuai bukunya arab sejarah bangsa arab...Mau jadi arab...bangsa ini...semua...hingga ngomong sudah paki arab...bahasa Alloh katanya...La bahasa Jawanya mana ???. Apa bahasa Jawa itu (mntra jawa) itu bahasa setan...pikir mumpung utek kaliyan belum gila...masih bisa berfikir...mana jati diri bangsa ini... jadi arab semua....ikut Islam...ya harus sesuai dengan arab...kalau lainnya masih dianggap kafir...itu permasalahannya.....!!!. Begitu kira-kira poin dari artikel dan komen diatas...
komen wong gendeng
------Kena ajaran Islam arab...ada yang menjelaskan...ceramah bagus...tapi juga ada yng maksa seperti FPI tegakan ISLAM Arab.....apa ini bukan fakta hingga gebukin orang atau apa ini bukan Islam...belum lainnya...Bom...Jihad Bunuh diri pengantin surga...
nih komen orang yang cara berpikirnya orang gak pernah kuliah...karena 1/2 orang maka digeneralisir semua...gak pernah lihat permasalahan dari asal sosial kenapa mreka melakukan begitu (pernah kuliah gak sih lu brahmojo?).....
goblok2...goblok.... wah kalo smua orang mojo kayak almarhum brahmojo XI berpikir bgini diketawain dunia nih....kalo semua orang islam diatas kayak begitu....dari yang diperkotaan dan dipedesaan..dari tua hingga muda....kalo semua orang islam kayak gitu... mampus lah kalian gak bakal ada satu pun orang nonislam....layaknya orang Indian/Aborigin dibantai habis orang Spanyol/Inggris....lihat lah ternyata orang Islam Gak seperti Orang Sanyol dan Inggris kan!!! dan lihatlah yang jadi org Islam ternyata mayoritas orang Lokal kan... bukan orang Arab....
komen wong gendeng lagi
---------
Sistim yang dipakai nantinya akan kembali ke PANCASILA serta kebhinnekaan bukan melulu dari arab...terus...Halal haram ikut arab...ini itu harus sesuai bukunya arab sejarah bangsa arab...Mau jadi arab...bangsa ini...semua...hingga ngomong sudah paki arab...bahasa Alloh katanya...La bahasa Jawanya mana ???. Apa bahasa Jawa itu (mntra jawa) itu bahasa setan...pikir mumpung utek kaliyan belum gila...masih bisa berfikir...mana jati diri bangsa ini... jadi arab semua....ikut Islam...ya harus sesuai dengan arab...kalau lainnya masih dianggap kafir...itu permasalahannya.....!!!. Begitu kira-kira poin dari artikel dan komen diatas...
-----------
goblok...goblok....lah memang siapa yang bilang pancasila itu dari Arab dan siapa yang bilang pancasila dari bahasa Arab??? baca buku sejarah dulu bung!!! jangan kayak dodok batu bersembunyi!
lalu anda bilang ngomongnya pake bahasa Arab....wkwkwkwkwkwkwk dimana tuh contohnya???? lah wong Jowo tetep ngomong Jowo....wong Sunda tetep ngomong Sunda...Wong Mlayu tetep ngomong Mlayu....gak ada tuh yang langsung berubah masyarakatnya jadi berbahasa Arab Harian...anda ngomong ini sedang mabuk abis minum arak yah?? makanya bung jalan2 ke seluruh Indonesia dong.... jangan hanya hidup di kandang dan mengandalkan informasi dari TV aja.....halooo...liahatlah dunia nyata, agar anda gak seperti kodok batu yang bodoh karena tak tahu informasi dan keadaan dunia nyata
lalu anda bilang
""kalau lainnya masih dianggap kafir...itu permasalahannya.....!!!.
masalanya dimana??????? hanya pemakaian bahasa sebutan kafir kan hanya sebutan untuk orang non-islam..... yang artinya kan "orang bukan Islam"...lah wajar bukan...hanya sebutan.....kalau anda islma anda dipanggil muslim.... kalau bukan islam yah kafir (atau artinya orang bukan Islam)....
apa salahnya dan masalahnya penggunaan sebutan...bukankah anda juga punya sebutan kan untuk menyebut orang2 diluar golongan anda...ini sama lazimya sebutan kita untuk orang barat yaitu Bule (untuk menyebut orang asing tersebut, tanpa memandang dari negara mana, pokonya bule aja)...
makanya bung, kalu anda gak tahu sesuatu tentang agama orang lain jangan SOTOY.....alias sok tahu....kalau tidak nanti ketika bicara dianggap orang mabok..... dan untuk anda ...rasanya anda perlu keluar dari kandang....jangan cuma mentok tinggal di situ2 aja...dan pengetahuan anda perlu ditambah bukan dengan hanya berdasarkan nonton TV aja....nanti dikhawatirkan berotak bebal dan menolak kenyataan luas, bahwa antara realitas media/kamera itu berbeda dengan realitas absolut dalam kenyataan....
ayo dong keluar kandang....jalan2 ke seluruh wilayah indonesia...lihat kenyataan...buka mata...buka telinga.... kelaur kampung lah...jangan cuma beraninya main kampung aja....apa bedanya dengan ayam di kandang!!!
Yang Guobloook itu kamu...tolol....sekarang tanyaen itu orang lebih tahu mana sejarah arab, bahasa Arab atau bahasa sendiri 9sesuai dengan dimana kamu berada)...tolol lu..ngomong jarimu gak kamu...sekalihin dulu.....kalau makai selain arab bisa2 kamu itu disesatkan..ngarti kagak loo !!!
Kayaknya admin disini gak pernah kasih koment ya...atau menrevisi tulisan karena ada orang tolol...dan gak jelas identitasnya dibiarin saja...bilang suruh keluar..kamu itu jelas katak koar-koar dalam tempurung..!. Admin survey dong...jangan biarkan saja orang bodoh ini...komentnya kayak paling hebat...dasar gak mikir langsung main ketik saja itu jari arab...takut sama arab...gak dikasih visa kunjungan !!!!. Dasar mental budak !!.
Lah kok pada ribut wong cak suryo itu keturunan yg ngancurin Majapahit kok malah jadi raja. Raja palsu, pinter muter balikin fakta sejarah. Lihat prasasti Jiyu I siapa yg rebut tahta Brawijaya 5 kalo bukan Ranawijaya sama Brahmaraja. Malah Raden Patah dan Islam yg jadi kambing hitamnya. Pinter banget kowe iki Ndul Suryo lan kroni2nye termasuk orang2 keraton yg malah ikut mengakui si raja goblok ini. Liat silsilahnya wong isine ngarang kabeh....kok gak tau malu...Mahkotamu itu bukan mahkota Majapahit, kalo ngerti sejarah dan memang asli keturunan Raden Wijaya mesti tahu dan paham tiap2 mahkota dan jamannya. Katanya bisa komunikasi sama leluhur kok malah gak ngerti...sing percoyo karo cak suryo iki yo bakal melok gendenge'......
Yang paling gendeng lan edan lagi mines...nul putull..la yang komentar diatas ini, bacotnya sangat seperti Dajjal...Pake anonim sudah gak jelas...ngomong juga ngawur...irinya muncul...pokoknya gak identik dgn orang Jawa...entah kalau sudah ikut Arab Dajjal...ya seperti diatas itu pernyataannya...kalu memang mampu bikin cerita dong untuk kebanggaan Jawa...jangan malah nggilani...njijiki....!. Ribut edan kuwi...kamu itu yang edan...dasarrr...semprul kau ini anonim...iblis Arab wajah jawa...utek sewot !. Mending aku juga anonim tapi menrima dgn ilmiah...dasar utek ambrol kau ini....
tunggu saatnya majapahit akn bangkit kmbali.apapun omnganmu itu yg mnyangkut pnghinaan dan ketidak prcayanmu trhadap majapahit dia akan dijadikan santapan setan dan jin...bertobatlah smasih ada waktu..SEMBAH BAKTI KAMI HATURKAN KEPADA MAJAPAHIT..mohon maaf bila kami ada ksalahan.smoga missi utamamu slslu mmbawa perdamaian di muka bumi ini.OM SHATI...SHATI..SHATI..OM
Jadilah manusia yang selalu mawas diri, berkaca diri. Apakah ucapan dan perilaku yang kita jalani sudah benar? Bukan hawa nafsu yang membenarkan perbuatan, tetapi hatinuranilah yang membenarkan perbuatan itu sendiri...
Post a Comment