• Abhiseka Raja Majapahit abad-21 dalam acara penyatuan Jawa-Bali simbol Nusantara
  • Mahkota Majapahit dikembalikan Dunia, Way Cing Lee mewakili leluhur Predana Majapahit menyematkan pada Sang Nata yang berhak, peristiwa abad-21 di Keraton Ibu Majapahit Brahmaraja XI
  • Mengurusi Keluarga Besar Majapahit Nusantara dan ketua-9 atas Amanat dari sesepuh
  • Mahkota Brahma disematkan oleh peladen bangsa dari Istana Mangkunegaran untuk terus menciptakan perubahan jaman sesuai ramalan leluhur
  • Hubungan dengan Pura Mangkunegaran terjalin baik bahkan menerima pucuk tumpeng Istimewa dari KGPAA Mangkunegaran IX disaksikan seluruh kawula dan FKSN
  • Tanpa surat sedawir disaksikan semuanya di Trowulan, inilah kebangkitan Majapahit sesuai Ramalan dalam hal melaksanakan PANCASILA dan menjunjung keberagaman
  • Pusat Informasi Majapahit masa kini Jimbaran yang bisa dilihat nyata karyanya bukan dongeng
English Japanese Chinese Simplified Russian Arabic German Italian Dutch

Monday, April 20, 2009

R.A KARTINI, PAHLAWAN ATAU YANG TERPASUNG ARAB

Hari ini kaum wanita merayakan hari Raden Ajeng Kartini sebagai Pahlawan dalam pergerakan kesetaraan dengan kaum laki-laki. IRONIS. Sebelum Islam masuk ke negeri tercinta Nusantara sekitar abad-15 tidak ada yang namanya diskriminasi contohnya pada masa Ratu Tri Buana Tungga Dewi, Ratu Sima, Ratu Suhita adalah contoh bagaimana kaum wanita sangat di hormati sebagai Ratu Majapahit, di Cina Ibu Suri sangat di hormati oleh Putra Raja dan kawulanya. Ini salah satu contoh, tapi semenjak bangsa Arab datang menjajah Negeri Ini dengan cara berdagang membawa juga misi agama, kaum wanita Nusantara hanya berada di sumur, di dapur dan di kasur. Terbukti Kartini menulis dalam buku habis gelap terbitlah terang, penindasan yang di alaminya membuktikan terpasungnya kaum wanita. Di dalam ajaran arab wanita di larang memimpin laki-laki. Megawatipun mencalonkan presiden dijegal macam-macam, IRONIS





Di kirim oleh sponsor demi kebangkitan wanita Indonesia : Ayo bangkit semua Perempuan Nusantara seperti jaman Majapahit.









    


2 comments:

Anonymous said...

Tribuana Tungga Dewi dan Suhita, tdk bisa dipakai sbg ukuran karena dia Putri Raja. Mana ada jaman majapahit ada perempuan biasa jadi pejabat apling2 kalau cantik jadi gundiknya pejabat,nah sekarang banyak perempuan jadi bupati dan gubernur lek dipikir2 yo apik sak iki dari pada jaman majapahit JADUL. Yang sy gak habis pikir kok kita dijajah ARAB itu molai kapan, bahkan Islam di Indonesia tdk kayak Islam di ARAB karena mempunyai ciri dan budaya sendiri. Dan Islam sangat menghormati Leluhur namun caranya saja yg beda dengan Sywa Budha atau agama lain. Jadi gak usah menjelek2 an ARAB gak ada hubungannya. Masak arab terus yg digasak siapa yg menentukan kita arab atau cina atau jawa atau bali. Katanya Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Magruwa.....Lho kok RASIS.

Anonymous said...

Setuju sekali dgn apa yg dikatakan 1suara, semua tulisan diblog ini isinya RASIS dan hujatan saja tidak mendidik dan merasa paling ngerti sejarah saja. Kalo cuma ngaku2 keturunan Majapahit ya begini....bukannya mempersatukan umat malah hasutan dan makin memecah belah umat. Moga diberikan pencerahan agar kembali ke jalan yg benar jgn kayak orang2 yg ngaku Raja ini lah, Satrio Piningit, Lia Eden yg ngaku Rosul/Nabi malah malaikat Jibril. Ini fenomena yg sdh diterangkan oleh para leluhur bahwa kelak akan byk yg ngaku2 ini itu...itulah Dajjal yg sesungguhnya. Raja itu adalah Rahaja, Rah/ruh yg bersahaja...jadi apakah cukup bersahaja kalo cuma bisa menghujat satu sama lainnya.

Post a Comment

 
2010