• Abhiseka Raja Majapahit abad-21 dalam acara penyatuan Jawa-Bali simbol Nusantara
  • Mahkota Majapahit dikembalikan Dunia, Way Cing Lee mewakili leluhur Predana Majapahit menyematkan pada Sang Nata yang berhak, peristiwa abad-21 di Keraton Ibu Majapahit Brahmaraja XI
  • Mengurusi Keluarga Besar Majapahit Nusantara dan ketua-9 atas Amanat dari sesepuh
  • Mahkota Brahma disematkan oleh peladen bangsa dari Istana Mangkunegaran untuk terus menciptakan perubahan jaman sesuai ramalan leluhur
  • Hubungan dengan Pura Mangkunegaran terjalin baik bahkan menerima pucuk tumpeng Istimewa dari KGPAA Mangkunegaran IX disaksikan seluruh kawula dan FKSN
  • Tanpa surat sedawir disaksikan semuanya di Trowulan, inilah kebangkitan Majapahit sesuai Ramalan dalam hal melaksanakan PANCASILA dan menjunjung keberagaman
  • Pusat Informasi Majapahit masa kini Jimbaran yang bisa dilihat nyata karyanya bukan dongeng
English Japanese Chinese Simplified Russian Arabic German Italian Dutch

Sunday, September 27, 2009

TOMBAK TRISULA PURA MAJAPAHIT KINI DI PURA IBU JIMBARAN

BERITA POSMO EDISI 76 1 September 2000 :



berjudul " TOMBAK TRISULA PUSAKA JAGAD RAYA" : Tombak Trisula ini sebenarnya merupakan perpaduan Senjata Bhatara Siwa [Guru] ,dan Pasangannya [Durga] yang menjadi satu, bentuknya biasa saja, Polos tidak berukir. Berwarna kecoklat coklatan. Tidak berpamor, Karena sudah terlalu Tua usianya, Meskipun demikian punya Kelebihan, Dipercaya sebagai Pusaka Jagad Raya. Munculnya Senjata Andalan Kerajaan Singosari ini, bukan dibuat Orang Sakti seperti Empu Gandring atau Empu Supa, Tapi diyakini dibuat oleh HYANG AGUNG {DEWA} pada Zaman Ken dedes,Istri Ken Arok, Karena itulah, Tombak ini dianggap sangat Istimewa, "Oleh Ahli Pusaka dipercaya sebagai Senjata Bhatara Syiwa, Paling Ampuh diantara Tombak Tombak yang ada di Indonesia.Cuma bukan digunakan untuk berperang tapi "hanya PIYANDEL [Pusaka] Kerajaan dan Jagad Raya" Ujar Hyang Suryo {Yang ber Abiseka Sri Wilatikta Brahmaraja XI} Pemilik Tombak Ampuh dari Kerajaan Kerajaan Zaman Dahulu, karena "KEAMPUHAN" itulah Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari menjadikan Tombak Trisula sebagai Piyandel Kerajaan,



Hasilnya memang nyata, Dirinya menjadi Raja yang disegani di Kawasan Asia Tenggara, Namun setelah Senjata itu hilang dari Kerajaan, Kertanegara dapat ditaklukkan oleh Prabu Jayakatwang dari Kerajaan Kediri. Keberadaan Tombak Trisula ini disakralkan dan tidak boleh dikirap pada tiap-tiap ada upacara, Tapi hanya ditaruh di PELINGGIHAN UTAMA sebagai Simbol Bhatara SYIWA pada Upacara keagamaan. :Tombak ini memang tidak pernah dibawa keluar untuk Upacara Upacara, Hanya diberi Sesaji oleh Pemangku Utama dengan hati hati cara memegangnya, kemudian diletakkan di "PELINGGIHAN PADMA SYIWA" ujar Hyang Sryo [Brahmaraja XI] pada POSMO. Untuk memegang Tombak tersebut tidak sembarang orang, Biasanya yang memegang akan Kesurupan [Bali Keraohan] Padahal pada mulanya sadar saat memegang, Tapi dalam waktu beberapa menit akan berbicara sendiri, sepertinya yang terdengar adalah suara makhluk halus. Hal ini tak berlaku bagi Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari dan Pemangku Utama. Maka dari itu Mangku biasa tidak berani memegang, Ada yang berani nekad. Akibatnya keadaanya "NGGEBLAK" [jatuh terlentang] ditanah. Hal ini pernah dialami Mangku Bima Wananda, karena tidak kuat, Yang bisa memegang Siapa? Ternyata hanya Pendeta Tingkat Tinggi. Yang harus diingat Tombak Trisula kalau dicuci hanya diperciki Air dan digosok Daun Kelapa Muda yang diwujutkan Sapu, bukan di celupkan dalam air kembang setaman sebagaimana Tombak milik Rakuti atau Tokoh lainnya pada bulan Sura{Pusaka Pura Majapahit yang nyuci Empu Sudarmadji Kakak Gubernur Jatim Basofi Sidirman waktu itu, dan disaksikan Wartawan} Setelah dicuci kemudian ditaruh tempat khusus dengan dibungkus kain. Tidak boleh dipinjamkan pada orang lain, "Sekarang ini berada di Pura Mojopahit Pusat. Posisinya sebagai Pusaka Pelindung Pura" ujar Hyang Suryo / Sri Wilatikta Brahmaraja XI. {Husnu Mufid Wartawan khusus Ahli Pusaka, dibantu Para Pakar Pusaka}, Ditulis Kembali Gusti Heker Mengingat Hari Durga yang Istri Bhatara Siwa dan senjata ini sebagai Atribut Pratima Bhatara/Bhatari Siwa Yang Pratimanya Masih berada di Universitas Mahendradata untuk di Upacarai Odalan, dimana Mahendradata dimanivestasikan Sebagai Durga mengendarai Mahisa/sapi bertangan Banyak salah satunya memegang TRISULA. yang disebut oleh Ahli dari India Bpk.Reshi RamesSarty Durga Mahisa Nandini. Beliau Sering Tangkil di GWK, Puri Gading dan ikut Upacara Kirap. Putra Beliau menyebut Hyang Suryo Brahmaraja XI "God" yang langsung dimarahi Hyang Suryo dan dijawab: "Brahmaraja is The King, no God, Brahman is The God" dan ini di Benarkan Bapaknya, Jadi jelas Brahma adalah Raja bukan Tuhan, Tuhan disebut Brahman versi India, mereka Orang India bahkan membenarkan sambil posisi sembah mengucapkan maap atas ketidak mengertinya sang Putra.



Waktu itu sedang Kirap di Pura Jagatnata Denpasar, Semua orang Heran kok Brahmaraja XI ngerti Kepercayaan India, dan dibenarkan Orang India. Semua tidak ada yang berani bertanya, dengan serius Kirap akan dimulai Tiba-Tiba Orang Orang Panik Kebingungan Lari tunggang langgang Termasuk Para Wartawan sampai ada Kamera yang jatuh ketika Kuda Dokar yang dinaiki Brahmaraja XI Keraohan / kesurupan, Berjingkrak jingkrak, sedang Wedakarna hampir jatuh terdesak Kuda, Mahasiswi sampai sandalnya putus karena menghindari Sang Kuda, oleh Brahmaraja XI badan Kuda ditumpangi Keris dan Kuda agak Tenang [ kuda Keraohan dan Kirap diberitakan Radar Bali, POSMO dll] Demikianlah Informasi ini semoga menjadi lebih mempercayai Warisan Budaya Leluhur sendiri yang Adiluhung bukan mempertanyakan, seolah Pusaka Barang Dagangan, Kalau disungsung diupacarai pasti membuat Roh yang disemayamkan



Sang Empu Gembira, begitu juga Roh Sang Empu yang telah Menyatu dengan Pusaka buatannya bila kita menghargai Akan memberikan Perlindungan bagi si Pemilik Pusaka dan bagi Umat yang percaya karena memberikan Sesaji, sekali lagi Maap ini kepercayaan Keluarga Besar Majapahit, Untuk yang tidak percaya jangan usil, Anda tinggal di Bumi Majapahit. Untuk Agama Suci Islam tentu tertawa karena semua dilindungi Allah yang satu, ya tertawalah, Adat Arab tidak kenal Keris, Pratima dll Tuhan saja tidak ada, itu ketikan di TV tiap sore Asar Mahgrip "Tiada Tuhan [bahasa Indonesia] Selain Allah [bahasa Arab]" inilah suatu penghinaan yang dilegalisir masak Orang-orang sampai sekarang dihina demikian diam saja, ini pelecehan Bahasa Indonesia dianggap tidak ada selain bahasa Arab. Juga Berita ini untuk menangkal Tuduhan Kristen Alvatar Hyang Suryo berburu Pusaka di Bali, untuk apa ?



Pusakanya Banyak, Kadang Menyelamatkan, timbang di beli Touris [itupun hadiah Panitia Pameran yang jual Keris, kadang dibelikan Bambang Pakualam] Pernah Pusakanya mau di beli Orang Amerika dengan harga tinggi, Waktu itu Romo Yanto, DR. Candra, Sutris, Biku Acun agak heran kok tidak diberikan, inilah kebodohan Bangsa kita yang hanya melihat Uang, Pusaka itu kini di Sungsung di Komplek Ganesa Tertinggi di Asia di buatkan Lemari Kaca Diberi Sesaji, bisa dilihat Anak Cucu, jadi biasa menghadapi suara miring kita kutib sabda Jesus karena Alvatar Kristen " Maapkan Ya Bapa disurga Orang ini, karena tidak tahu apa yang dia perbuat" jadi Orang tidak Tahu mulutnya JEPLAK harus dimaapkan ini perintah Yesus, kalau tahu kan tidak banyak Komentar menunjukkan ke Goblok kan nya. Waktu Pameran di Art Centre, Hyang Suryo tinggal di Hotel bersama Ir. Winarto, Drs, Machandi Wahyudi dll, Satpam Hotel [Orang Bali] bercerita "Saya punya Keris persis seperti di Pameran" Machandi bertanya "Lha Kerisnya sekarang dimana Pak?" Satpam itu menjawab "Saya jual Pak, saya sekarang menyesal, Dulu ini tanah saya, sekarang saya Satpam disini, hidup saya susah" ini contoh realita nyata, Menjual Sungsungan / Bhatara / Pratima [Menurut Ida Pedanda Made Gunung Keris adalah Pratima] ya itu tadi awalnya senang menerima uang, belakangan? ya kisah Nyata. Semoga menjadi Suri Tauladan. Jadi silahkan saja Menduga Hyang Suryo ini dan itu kan ada pepatah "Maling teriak Maling" Orang berhati Busuk/iri/Dengki pasti Orang lain disamakan dirinya, selali lagi Pepatah SD itu sangat berguna kalau diresapi, hatipun tenang melihat kegoblog'kan orang yang sok pinter, Lagu Kus Plus" He Ela Elo Sawo dipangan Uler, He Ela Elo Wong Bodo Ngaku Pinter" lagu ini Sanepo Nyata. Untuk menjawab Komentar adalah Tugas GRP. Nokoprawiro Masak Brahmaraja berurusan Dengan orang Tolol macam Alvatar ya Bukan Level Beliau ttd. Gusti Heker / Ahli Internet. ikut nimbrung "Jangan mengukur baju sendiri dibadan Orang Lain" baju saya dipakai Touris langsung Robek Ketiak nya. He He He.


4 comments:

Anonymous said...

Sak jane gak ngono Cak Sur, Allah=Gusti Allah=Sang Hyang Widi=Sang Hyang Manon= Kang Murbeng Dumadi=Kang Akaryo jagat iku podo ae. Islam nyebute Alloh, Kresten nyebute Allah, Hindu = Hyang Widi Wase, yo podo ae esensinya sama sebutan untuk Tuhan Pencipta Alam Semesta. Jadi gak ada pelecehan terhadap bahasa Indonesia. Dan orang islam yg paham terhadap kepercayaan mojopait model sampean iki gak mungkin tertawa. Sing tertawa iku sing gak paham. Podo ae sampean mesti ngguyu wong Islam jowo kok repot2 nang candi kotak ndek arab kok gak nang Borobudur ae sing luwih apik. Tapi kan wis keyakinane ngono wajib kanggo sing duwe duwek lungo kaji. Hla mangkane sing ngguyu2 iku sing gak paham nang keyakinane wong liyane. Conto maneh la opo sembayange wong Islam modele kok ngono, sing gak paham mesti ngguyu. sebalike la opo keris di kek e sesaji wong keris iku gak doyan panganan, patung disesajeni endok, sego, wedang kopi dll opo doyan kopi. Wong sing gak paham mesti ngguyu. MAKANYA JANGAN MENILAI KEYAKINAN ORANG LAIN DENGAN STANDART KEYAKINAN KITA GAK AKAN GATUK. Wasalam

Anonymous said...

sejak kapn wog bali pintar???????

Anonymous said...

Dudu masalah keyakinan rek....tapi sopo sing gak melu ajaran arab lan gak nang Candi kotak arab...iku iso musyrik...diintimidasi...disesatkan hingga diserbu..dirusak...akhirnya wong jowo ketakutan...seperti kowe iku......

Memang wong jujur dianggep bodoh....wong pinter kebliner ...

Anonymous said...

Wah lagi2...hanya bisa merintih dan meratapi kekalahan pengaruh nih!!!
lagi2 wong arab maning yang disalahkan...wong islam lagi yang disalahkan!!! padahal wong islam di indonesia kan bukan wong arab.... tau deh nih orang ngomong dasarnya apa sampe selalu bawa2 arab melulu

lihat aja komen nya
---Dudu masalah keyakinan rek....tapi sopo sing gak melu ajaran arab lan gak nang Candi kotak arab...iku iso musyrik...diintimidasi...disesatkan hingga diserbu..dirusak...akhirnya wong jowo ketakutan...seperti kowe iku......

Memang wong jujur dianggep bodoh....wong pinter kebliner ...

------

wong jowo???? wong jowo mana dulu nih!!!! jangan bawa2 nama wong jowo yah?? jawa itu luas bung!!! sudah pernah jalan2 ke seluruh wilayah jawa belum.....

Post a Comment

 
2010