• Abhiseka Raja Majapahit abad-21 dalam acara penyatuan Jawa-Bali simbol Nusantara
  • Mahkota Majapahit dikembalikan Dunia, Way Cing Lee mewakili leluhur Predana Majapahit menyematkan pada Sang Nata yang berhak, peristiwa abad-21 di Keraton Ibu Majapahit Brahmaraja XI
  • Mengurusi Keluarga Besar Majapahit Nusantara dan ketua-9 atas Amanat dari sesepuh
  • Mahkota Brahma disematkan oleh peladen bangsa dari Istana Mangkunegaran untuk terus menciptakan perubahan jaman sesuai ramalan leluhur
  • Hubungan dengan Pura Mangkunegaran terjalin baik bahkan menerima pucuk tumpeng Istimewa dari KGPAA Mangkunegaran IX disaksikan seluruh kawula dan FKSN
  • Tanpa surat sedawir disaksikan semuanya di Trowulan, inilah kebangkitan Majapahit sesuai Ramalan dalam hal melaksanakan PANCASILA dan menjunjung keberagaman
  • Pusat Informasi Majapahit masa kini Jimbaran yang bisa dilihat nyata karyanya bukan dongeng
English Japanese Chinese Simplified Russian Arabic German Italian Dutch

Friday, August 27, 2010

PLKJ beri penghargaan bagi pelestari budaya Jawa





Solo (Espos)–


Kolaborasi Mesias yang memainkan gitar dengan Ciwi yang memainkan kendang Jawa menjadi hiburan istimewa pada acara PLKJ Award XV tersebut. Mesias, 19, dan Ciwi, 14, juga menjadi bagian di antara masyarakat yang mendapatkan penghargaan sebagai pelestari budaya Jawa dari PLKJ.
Ya, di tengah arus globalisasi, PLKJ tetap berkomitmen untuk menyelenggarakan acara yang digelar tiap tahun sekali ini.


Sekretaris persedium PLKJ, Djadiroen Warongkogoeno menyatakan penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan dan kerja keras para tokoh masyarakat yang memiliki dedikasi tinggi melestarikan tradisi dan budaya leluhur.


Dari sekitar 110 penerima penghargaan tersebut, mereka memiliki berbagai macam latar belakang dan profesi. Di antaranya dari kalangan budayawan dan seniman, pengusaha, pegawai negeri sipil (PNS), hingga petani. Misalkan saja, Sutadi asal Klaten yang sudah lama berkecimpung dalam seni pedalangan, Hyang Brahmaraja sebagai Raja Abiseka Majapahit di Jimbaran Bali, serta Winarno petani yang setia sebagai pelestari budaya Jawa asal Ngawen, Gunung Kidul.


“Dengan penghargaan seperti ini, justru menjadi cambuk bagi saya untuk terus bisa menjaga budaya bangsa ini,” papar Hyang Brahmaraja kepada wartawan.


Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Purnomo Subagyo yang hadir dalam acara tersebut menyatakan, pemberian penghargaan dari pihak PLKJ  pantas diapresiasi
“Ini sekaligus menjawab ironi tentang istilah Wong Jawa Ilang Jawane. Maka dengan penghargaan PLKJ ini, khususnya masyarakat Solo, diharapkan bisa melestarikan dan mengembangkan kebudayaannya,” pungkasnya.



hkt









0 comments:

Post a Comment

 
2010